Iklan Header

Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala

Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id
Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi
Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artikel sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut.

Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya.

Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka diharuskan mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat.

Daya Tangkap Peserta Didik

Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. 
Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik diminta menentukan skalanya.
Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini?
Peserta didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya.
Penulis berikan contoh soal seperti berikut.
Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapa meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya?
Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Bagi pendidik, penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut.
 
Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya.
Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah.
Penulis contohkan seperti berikut.
Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200?
Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 4.000 cm x (1:200). Lumayan sulit bukan?

Kebutuhan Peserta Didik

Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan.

Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.

Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi

Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya.
Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya?
Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm.
Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.

Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya.
Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200?
Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.

Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut.
Sebuah tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar!
Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Karena skala sejatinya adalah sebuah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun merupakan hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20.
Gambar 01 Mudahnya menalarkan skala dengan media tabel identifikasi. Assalamualaikum, halo sahabat Gurnulis! Pada postingan kali ini penulis ingin mengangkat ide pembelajaran yang menarik. Penulis masih tetap berkutat dengan materi Matematika. Karena sebagaimana yang sudah penulis sampaikan pada artike sebelumnya, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang penuh tantangan untuk dikonkretkan prosesnya. Penulis  sendiri sangat tertantang untuk itu. Oh ya, beberapa waktu yang lalu penulis pernah menulis artikel mengenai cara mudah menalarkan perbandingan. Kalau sahabat pendidik belum sempat membacanya, sahabat bisa membacanya terlebih dahulu. Postingan kali ini kaitannya dengan artikel tersebut. Baiklah sahabat pendidik, kali ini penulis akan mengangkat bahasan tentang media yang sederhana untuk menalarkan skala. Sebagaimana yang kita ketahui, skala merupakan bentuk perbandingan dari jarak pada peta atau jarak pada denah dengan jarak sebenarnya. Dengan adanya skala, lokasi suatu objek dapat dapat digambarkan secara jelas pada selembar kertas. Skala ini tentunya bukanlah sesuatu yang asing kalau kita membuka atlas, globe, dan sejenisnya. Peserta didik di Sekolah Dasar telah dihadapkan dengan Kompetensi Dasar penggunaan skala. Pada materi pembelajaran kelas lima, peserta didik diharapkan  memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah. Sebagai contohnya, mereka harus mampu menggambarkan denah ruang tamu pada selembar kertas dengan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya, hanya saja ukurannya diperkecil dengan skala tertentu. Ukuran dari bentuk ruang tamu yang diperkecil ini harus tepat. Daya Tangkap Peserta Didik Bagaimana daya tangkap peserta didik terhadap konsep skala ini? Pada beberapa kegiatan pemecahan masalah, peserta didik bisa saja melaju dengan mulusnya. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut. Peserta didik diberikan jarak yang sebenarnya dari suatu objek dan jarak tersebut setelah berada dalam denah, setelah itu peserta didik dimita menentukan skalanya. Masalah ini tentunya masih mudah untuk dipecahkan karena skala didapatkan dari perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang tergambar pada denah. Bagaimana dengan permasalah seperti berikut ini? Pesera didik diberikan jarak pada denah dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak yang sebenarnya. Penulis berikan contoh soal seperti berikut. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Pada penjelasan konvensional yang menggunakan konsep per, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_02 Bagi pendidik penjelasan yang demikian mungkin bisa saja dinalar dan mudah diterima. Tapi bagaimana dengan peserta didik? Peserta didik bisa saja kebingungan ketika berhadapan dengan operasi pembagian antara ukuran pada gambar dengan skala. Mungkin kita pun sudah terbayang bagaimana susahnya melogikakan 12 cm: (1:250) pada soal tersebut. Oke, kita beralih pada permasalahan berikutnya. Peserta didik diberikan jarak sebenarnya dan diberikan skala, kemudian mereka diminta untuk menentukan jarak pada denah. Penulis contohkan seperti berikut. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Secara konvensional, permasalahan tersebut diselesaikan sebagai berikut. gambar_03 Bagaimana tingkat penalaran peserta terhadap operasi-operasi hitung tersebut? Sahabat pendidik tentu bisa membayangkan bagaimana rasanya menalarkan 40 m x (1:200). Lumayan sulit bukan?  Kebutuhan Peserta Didik Peserta didik sebenarnya akan mudah mencerna materi ini jika memahami hakikat dari skala itu sendiri. Kita selaku pendidik seringkali terbiasa dengan rumus dan penggunaannya tanpa membuka penalaran dari mana rumus tersebut didapatkan. Pada permasalahan ini, peserta didik memerlukan cara yang konkret untuk membuka penalarannya. Mengapa penulis sering menggunakan kata "konkret" dalam artikel-artikel yang penulis buat? Karena penulis sepenuhnya menyadari bahwa peserta didik pada usia Sekolah Dasar berada pada masa peralihan antara operasional konkret dan operasional formal. Untuk menuju tahap formal yang melibatkan proses abstraksi, diperlukan pembelajaran yang konkret terlebih dahulu.  Penalaran Skala dengan Media Tabel Identifikasi Oke, sekarang penulis paparkan cara mengonkretkan permasalahan pada skala. Penulis menggunakan media tabel identifikasi sebagai berikut. gambar_04 Kita mulai dengan masalah penentuan jarak yang sebenarnya. Penulis menggunakan contoh soal yang terpapar sebelumnya. Pada denah, panjang sebuah pekarangan adalah 12 cm. Jika skala denah tersebut adalah 1:250, berapakah meterkah panjang pekarangan yang sebenarnya? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang pada gambar adalah 12 cm dan skalanya adalah 1:250. gambar_05 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 12 kali angka pada skala. gambar_06 Karena konsep skala pada hakikatnya adalah konsep perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Soal" pun adalah 12 kalinya angka pada skala. gambar_07 Jadi jarak sebenarnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 250 x 12 cm = 3.000 cm. Karena pada soal diminta dalam satuan meter, maka 3.000 cm = 30 m.  gambar_08 Mengenai cara mudah mudah untuk mengonversi satuan jarak ini, sahabat pendidik boleh membaca artikel penulis yang berjudul Mistar Konjar, Media Satuan Jarak.  Sekarang kita beralih pada soal penentuan jarak pada gambar. Penulis masih menggunakan soal yang terpapar sebelumnya. Berapa centimeter panjang pekarangan pada denah jika panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya 1:200? Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Panjang sebenarnya adalah 40 m dan skalanya adalah 1:200. gambar_09 Karena hasil yang diminta adalah dalam satuan cm, maka 40 m kita konversi terlebih dahulu menjadi 4.000 cm. Cara mengonversinya boleh menggunakan Mistar Konjar yang pernah penulis publikasikan. gambar_10 Sekarang fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal". Di situ tampak bahwa angkanya adalah 20 kali angka pada skala. gambar_11 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Soal" pun adalah 20 kalinya angka pada skala. gambar_12 Jadi jarak pada gambar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Jarak sebenarnya = 1 x 20 cm = 20 cm.  Bagaimana dengan soal penentuan skala? Sama mudahnya dengan  cara-cara di atas. Penulis ambil contoh soal sebagai berikut. Sebua tiang bendera memiliki tinggi 17 m. Tiang tersebut digambar dengan tinggi 20 cm. Tentukan skala gambar! Kita masukkan semua komponen soal ke dalam tabel. Tinggi sebenarnya adalah 17 m dan tinggi pada gambar adalah 20 cm. gambar_13 Karena skala sejatinya adalah perbandingan, maka komponen-komponen yang diperbandingkan harus seimbang. Satuannya kita samakan terlebih dahulu. Boleh sama-sama diubah ke meter atau ke centimeter. Untuk memudahkan konversi, penulis memilih konversi ke satuan centimeter.  gambar_14 Fokuskan perhatian pada kolom "Jarak pada Gambar" pada baris "Skala". Di situ tampak bahwa 20 kali angka tersebut adalah sama dengan angka pada baris "Soal". Terlihat bahwa 20 : 20 = 1. gambar_15 Karena ini merupakan perbandingan senilai, maka angka pada kolom "Jarak Sebenarnya" pada baris "Skala" pun adalah hasil bagi dari angka pada baris "Soal" dengan 20. gambar_16 Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85. Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.  Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan peragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik. Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.  Salam literasi guru ndeso.             Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala, www.gurnulis.id

Angka pada skala didapatkan dari 1.700 : 20 = 85.
Perhatikan pada baris "Skala". Didapatkan skalanya adalah 1:85.

Sahabat pendidik, mudah bukan membelajarkan skala dengan media tabel identifikasi? Kalau kita merasa mudah, tentunya peserta didik pun akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang perlu diingat, mereka hanya memerlukan pemeragaan yang konkret untuk memahami materi. Media tabel identifikasi skala ini dirasa dapat memecahkan permasalahan belajar peserta didik.

Jangan lupa untuk terus memantau blog Gurnulis ya. Sahabat pendidik boleh menyimpan alamat Gurnulis dalam bookmark perambannya. Penulis akan mengangkat bahasan-bahasan pembelajaran menarik lain tentunya.

Salam literasi guru ndeso.
Munasifatut Thoifah Guru yang selalu ingin berbagi inspirasi.

Belum ada Komentar untuk "Tabel Identifikasi, Media Sederhana untuk Menalarkan Skala"

Posting Komentar

Iklan atas artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan bawah artikel