Iklan Header

Cara Melakukan Diferensiasi Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka

Cara Melakukan Diferensiasi Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka - www.gurnulis.id
Pembahasan mengenai cara melakukan diferensiasi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka yang terdiri dari konten atau materi yang diajarkan, proses atau cara mengajarkan, dan produk atau performa yang akan dihasilkan.

Halo sahabat Gurnulis. Kurikulum Merdeka tidak ada bosan-bosannya untuk dibahas ya. Kalau sebelumnya penulis telah membahas mengenai cara menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran, kini penulis hendak membahas tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran dan asesmennya ya. Fokusnya pada diferensiasi pembelajaran. Apa itu diferensiasi pembelajaran? Ayo kita simak.
 

Pengertian Diferensiasi Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka

Apa pengertian dari diferensiasi pembelajaran? Diferensiasi pembelajaran adalah pemberian variasi pada materi pembelajaran yang dibelajarkan kepada peserta didik. Pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan pemahaman  peserta didik.
 
Tujuan dari diferensiasi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka  adalah untuk memfasilitasi setiap peserta didik hingga mereka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala. Pendekatan pembelajaran seperti inilah yang sangat dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka.

Contoh Siklus Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran beserta Asesmen pada Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan  pembelajaran dengan asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen menekankan pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (TaRL). 
 
Berikut adalah contoh siklus adalah ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen.
  • Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran.
  • Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang.
  • Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik.
  • Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar.
  • Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.

Cara Melakukan Diferensiasi Pembelajaran

Diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan oleh pendidik dalam tiga cara yaitu:
  • diferensiasi berdasarkan konten/ materi;
  • diferensiasi berdasarkan proses; 
  • diferensiasi berdasarkan produk yang dihasilkan peserta didik.
Pendidik boleh memilih salah satu dari ketiga cara di atas.
 
Sebagai contohnya, ketika mengajarkan materi tertentu, peserta didik yang perlu bimbingan dapat difokuskan hanya pada 3 (tiga) poin penting saja, sementara untuk peserta didik yang sudah cukup memahami materi dapat mempelajari seluruh topik; dan peserta didik yang mahir dapat melakukan pendalaman materi di luar materi yang diajarkan. Begitu juga dengan tagihan atau produk, peserta didik yang perlu bimbingan dapat bekerja kelompok dengan mengumpulkan satu lembar hasil  kerja, sementara untuk peserta didik yang  cukup mahir dapat mengumpulkan 5 (lima) lembar hasil kerja mandiri, dan peserta didik yang sudah mahir dapat mempresentasikan hasil kerja menggunakan power point dengan dilengkapi gambar dan grafis.
 

Contoh Diferensiasi Pembelajaran 1

Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi pendidik dapat memilih salah satu atau kombinasi ketiga cara di bawah ini. 
  • Konten (materi  yang akan diajarkan). Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang sudah sangat mahir dapat diberikan pengayaan.
  • Proses (cara mengajarkan). Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik, bagi siswa yang membutuhkan bimbingan pendidik perlu mengajarkan secara langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat diawali dengan Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik, dan peninjauan ulang (review), bagi peserta didik yang sangat mahir dapat diberikan beberapa pemantik untuk tugas mandiri kepada peserta didik yang sangat mahir. 
  • Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran juga dapat dilakukan melalui produk yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai konten inti materi, sedangkan bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih kompleks.

Contoh Diferensiasi Pembelajaran 2

Diferensiasi pembelajaran lainnya dicontohkan sebagai berikut.

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu:
  • Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar.
  • Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar.
  • Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.
Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut.
Cara Melakukan Diferensiasi Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka - www.gurnulis.id
Tabel tersebut memuat informasi-informasi sebagai berikut.
  • Dari segi kesiapan belajar, peserta didik terkelompok sebagai berikut.
    • Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar.
    • Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar.
    • Beberapa  peserta didik belum memahami konsep keliling.
  • Peserta didik yang telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar diberikan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut.
    • Peserta didik mengerjakan soalsoal yang lebih  menantang yang  mengaplikasikan  konsep keliling  dalam kehidupan  sehari-hari.
    • Peserta didik bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.
  • Peserta didik yang telah memahami konsep keliling namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar serta peserta didik yang memahami konsep keliling diberikan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut.
    • Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar.
    • Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
    • Jika mengalami kesulian, peserta didik diminta mengajukan pertanyaan kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada pendidik. Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk memastikan agar tidak terjadi miskonsepsi.


Tantangan dalam Melakukan Diferensiasi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Asesmen di Awal Pembelajaran

Berdasarkan hasil asesmen di awal pembelajaran, pendidik perlu menyiapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Meski secara idealnya adalah demikian, sebagian pendidik bisa saja masih kesulitan dalam melakukan diferensiasi pembelajaran. Tantangan yang dihadapi oleh mereka biasanya adalah keterbatasan waktu untuk merancang pembelajaran yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan individu peserta didik. Sebagian yang lain mengalami kesulitan untuk mengelompokkan peserta didik berdasarkan kesiapan karena jumlah peserta didik yang banyak dan ruangan kelas yang terbatas. 

Dengan adanya tantangan-tantangan tersebut, pendidik sebaiknya menyesuaikan kesiapan serta kondisi yang dihadapi olehnya. Beberapa alternatif pendekatan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik yang dapat dilakukan pendidik adalah sebagai berikut.
  • Alternatif 1. Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping atau asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di kelasnya. 
  • Alternatif 2. Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping atau asisten.
  • Alternatif 3. Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, pendidik mengajar seluruh peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan pendampingan setelah jam pelajaran berakhir. 
Pendidik dan satuan pendidikan dapat memilih strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian peserta didik dari tiga alternatif pilihan di atas maupun merancang sendiri pendekatan yang akan digunakannya.

Hal-hal Penting dalam Melakukan Diferensiasi Pembelajaran

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi menurut kesiapan peserta didik.
 
Pengelompokan peserta didik berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak boleh mengarah pada terbentuknya persepsi tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan” hingga kelompok yang dinilai paling rendah kemampuannya dapat menyebabkan diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka yang ditempatkan pada kelompok yang paling marginal akan cenderung menilai diri mereka sebagai individu yang tidak memiliki kemampuan untuk belajar sebagaimana temantemannya yang lain. Demikian pula pendidik  sering tanpa sadar memiliki harapan atau  ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik  yang sudah dianggap kurang berbakat atau  kurang mampu secara akademik. Akibatnya,  mereka akan terus terpinggirkan.
 
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan ketika mengelompokkan peserta didik berdasarkan diferensiasi pembelajaran.
  • Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah metode yang biasa dilakukan peserta didik. Ada kalanya pendidik membagi kelompok berdasarkan minat (misalnya, kesamaan minat permainan olahraga dalam mata pelajaran PJOK), melakukan pengamatan atau eksperimen dalam mapel IPA secara berkelompok yang ditetapkan secara acak oleh pendidik, dan sebagainya sehingga  pengelompokan berdasarkan kemampuan  akademik dalam suatu pertemuan adalah hal yang biasa.
  • Pengelompokan berdasarkan kemampuan berubah sesuai dengan kompetensi yang menjadi kekuatan peserta didik, tidak permanen sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran. Misalnya, di mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik A tergabung dalam kelompok yang masih butuh bimbingan, tetapi pada pelajaran IPA peserta didik A tergabung dalam kelompok yang sudah mahir.
  • Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa menjadi salah satu opsi, namun perlu dipikirkan bahwa tidak semua siswa memiliki kompetensi mengajar dan tanggung jawab memfasilitasi tetap sepenuhnya ada di pendidik.
  • Perlu ada peran-peran beragam yang bisa dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya atau mendalami kompetensi yang dibangun. Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik mengajak peserta didik berdiskusi mengenai peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap peran bisa diambil oleh peserta didik secara bergantian.

Referensi

Bahasan mengenai cara melakukan diferensiasi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka ini diambil dari panduan pembelajaran dan asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah yang diterbitkan oleh Kemendibudristek. Panduannya bisa sahabat Gurnulis unduh pada tautan berikut.

Penutup

Demikianlah bahasan mengenai cara melakukan diferensiasi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka ya, sahabat Gurnulis. Tetap semangat untuk merdeka belajar. Salam literasi guru ndeso.
Munasifatut Thoifah Guru yang selalu ingin berbagi inspirasi.

Belum ada Komentar untuk "Cara Melakukan Diferensiasi Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka"

Posting Komentar

Iklan atas artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan bawah artikel