Iklan Header

Cara Menentukan Kenaikan Kelas dan Kelulusan pada Kurikulum Merdeka

Cara Menentukan Kenaikan Kelas dan Kelulusan pada Kurikulum Merdeka - www.gurnulis.id
Bahasan mengenai cara menentukan kenaikan kelas dan kelulusan dalam Kurikulum Merdeka yang ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan hasil penilaian sumatif.

Halo Sahabat Gurnulis. Sedang mencari informasi mengenai penentuan kenaikan kelas ataupun kelulusan pada Kurikulum Merdeka-kah? Setelah mengolah nilai rapor pada semester genap, tentunya para pendidik berhadapan dengan kenaikan kelas. Pada kesempatan ini penulis mengajak para sahabat berliterasi mengenainya.

Cara Menentukan Kenaikan Kelas pada Kurikulum Merdeka

Pada Kurikulum Merdeka, sekolah atau satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas. Penentuan kenaikan kelas  dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
 
Pada Kurikulum Merdeka ini, penentuan kenaikan kelas dapat dilakukan berdasarkan hasil dari penilaian sumatif. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kurikulum Merdeka menghendaki semua peserta didik dapat terus naik kelas.
Mengapa demikian? Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka. Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase  sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang  ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.
 
Berikut adalah ilustrasi yang menjelaskan bagaimana proses belajar dalam suatu fase dan lintas fase dapat berjalan seiring dengan kenaikan kelas.

Ilustrasi 1 - Cara Menentukan Kenaikan Kelas dalam Fase yang Sama

Pendidik menyusun alur tujuan pembelajaran dalam satu fase secara kolaboratif. Sebagai contoh, guru Kelas 3 perlu berkolaborasi dengan guru Kelas 4 dalam menyepakati alur tujuan pembelajaran yang akan digunakan.
 
Mereka kemudian menyepakati tujuan-tujuan pembelajaran mana yang perlu dicapai di Kelas 3 dan tujuan pembelajaran mana yang akan dipelajari di Kelas 4.
 
Ketika ada peserta didik yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu hingga akhir tahun ajaran di Kelas 3, maka guru kelas 3 perlu menyampaikan hal tersebut  kepada guru Kelas 4 agar pembelajaran di  kelas 4 tersebut dapat menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
 
Selain itu, pada awal tahun ajaran guru pun dianjurkan untuk melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk mengidentifikasi kesiapan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik tadi dapat terus naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di Kelas 3.

Ilustrasi 2 - Cara Menentukan Kenaikan Kelas antara Dua Fase yang Berbeda

Contohnya pada kenaikan kelas dari Kelas 4 (Fase B) ke Kelas 5 (Fase C). Apabila terdapat peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Fase B, hal ini perlu diidentifikasi oleh guru Kelas 5 sejak awal tahun ajaran.
 
Informasi tentang tahap capaian peserta didik ini perlu dikomunikasikan oleh guru Kelas 4, dan juga diidentifikasi melalui asesmen di awal pembelajaran Kelas 5.
 
Untuk peserta didik yang belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat mengulang konsep atau materi pelajaran yang belum dikuasai peserta didik sebelum peserta didik tersebut mempelajari materi yang terkandung dalam Capaian Pembelajaran Fase  C. Dengan demikian, peserta didik dapat terus  naik kelas.
Kedua Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas.
Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion). Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level).
 
Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.

Bolehkah Siswa Tidak Naik Kelas pada Kurikulum Merdeka?

Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya.
 
Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan.
 
Banyak penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan cenderung memberikan dampak buruk terhadap persepsi diri peserta didik (Jacobs & Mantiri, 2022; OECD, 2020; Powell, 2010).
 
Pada berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik peserta didik, terutama yang mengalami kesulitan belajar. Dalam survei PISA 2018, skor capaian kognitif peserta didik yang pernah tinggal kelas secara statistik lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah tinggal kelas (OECD, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa mengulang pelajaran yang sama selama satu tahun tidak membuat peserta didik memiliki kemampuan akademik yang setara dengan teman-temannya, melainkan tetap lebih rendah. Hal ini dimungkinkan karena yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut adalah  pendekatan atau strategi belajar yang berbeda, bantuan belajar yang lebih intensif, waktu yang sedikit lebih panjang, namun bukan mengulang seluruh pelajaran selama setahun.

Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat banyak mata pelajaran yang tidak tercapai oleh peserta didik dan/ atau terkait isu sikap dan karakter peserta didik, maka satuan pendidikan dapat menetapkan mekanisme untuk menetapkan peserta didik tidak naik kelas. Namun demikian, keputusan ini sebaiknya dipertimbangkan dengan sangat hati-hati mengingat dampaknya terhadap kondisi psikologis peserta didik.
 
Selain itu, tinggal kelas juga memberatkan secara ekonomi. Hasil tes PISA 2018 menunjukkan bahwa di berbagai negara, mayoritas siswa yang pernah tidak naik kelas adalah siswa dari keluarga kelas menengah ke bawah (OECD, 2020). Ketika mereka tinggal kelas, biaya untuk mengulang satu tahun belajar memberatkan keluarga sehingga mereka semakin rentan putus sekolah.
Dengan demikian, kebijakan tidak naik kelas adalah kebijakan yang tidak efisien.
TIdak efisien karena siswa harus mengulang semua mata pelajaran  untuk jangka waktu satu tahun penuh, padahal mungkin bukan itu yang menjadi kebutuhan belajar mereka. Berikut ini adalah contohcontoh isu yang biasanya menjadi faktor  pendorong keputusan tidak naik kelas, serta  alternatif solusi yang lebih sesuai dengan  perkembangan dan kesejahteraan (well-being) peserta didik.

Contoh Penanganan Isu Siswa yang Terancam Tidak Naik Kelas pada Kurikulum Merdeka

Bagaimana penanganan isu siswa yang terancam tidak naik kelas? Berikut adalah contoh isu beserta pertimbangan yang dapat diambil oleh sekolah.
  • Contoh Isu 1.
    Peserta didik mempunyai tujuan pembelajaran yang belum tuntas (ada tujuan-tujuan pembelajaran  yang hasilnya belum memenuhi pencapaian minimum).
    Pertimbangan yang Dapat Diambil Sekolah.
    Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
  • Contoh Isu 2.
    Peserta didik mempunyai masalah berupa absensi/ ketidakhadiran yang banyak (banyaknya jumlah ketidakhadiran disepakati oleh satuan pendidikan).
    Pertimbangan yang Dapat Diambil Sekolah.
    Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena alasan ekonomi)  atau masalah kesehatan peserta didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”,  meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas, peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior treatment lain.  Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester.
  • Contoh Isu 3.
    Keterlambatan psikologis, perkembangan, dan/ atau kognitif.
    Pertimbangan yang Dapat Diambil Sekolah.
    Peserta didi bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan catatan peserta didik  perlu mendapat bimbingan dalam memahami pelajaran dan/ atau mendapatkan layanan konseling
 

Cara Menentukan Kelulusan pada Kurikulum Merdeka

Dasar kelulusan dapat diambil dari penilaian sumatif, yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis, tugas untuk performa, portofolio, ataupun kombinasi. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kelulusan dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. 

Penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang dengan mempertimbangkan capaian kompetensi lulusan.

Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan kelulusan ditentukan oleh satuan pendidikan. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:
  1. kelas 5 dan kelas 6 untuk Sekolah Dasar atau bentuk lain yang sederajat;
  2. setiap tingkatan kelas untuk Sekolah Menengah Pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah Menengah Atas atau bentuk lain yang sederajat.
Bagaimana cara menentukan kelulusan pada Kurikulum Merdeka? Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan setelah:
  1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
  2. mengikuti penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan/ program pendidikan  yang bersangkutan.
Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/ program  pendidikan diberikan ijazah. Ijazah diberikan  pada akhir semester genap pada setiap akhir jenjang.  Ketentuan mengenai ijazah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan  peraturan perundang-undangan.

Catatan Penting Terkait Penentuan Kelulusan pada Kurikulum Merdeka

Pada Kurikulum Merdeka, ada beberapa catatan penting yang terkait dengan penentuan kelulusan sebagai berikut.
  • Jenjang PAUD tidak memiliki evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak yang  telah menyelesaikan fase pondasi (PAUD) dapat mencapai profil peserta didik yang tergambar  dalam STPPA.
  • Pendidik perlu memonitor dan mengkomunikasikan sepanjang proses pembelajaran dan bukan hanya di akhir semester/ tahun, misalnya terhadap permasalahan kehadiran, seharusnya tidak diketahui di akhir tahun; namun sudah ada intervensi sebelumnya.
  • Kenaikan kelas/ kelulusan bukan menjadi hukuman bagi siswa. Pendidik bekerja sama dengan orangtua untuk mendeteksi permasalahan di sepanjang proses pembelajaran. Dengan demikian jika ditemui permasalahan, maka dapat segera diatasi dan diberikan intervensi.
  • Pendidik menggunakan umpan balik/refleksi untuk mengetahui dan menentukan strategi untuk membantu peserta didik yang mengalami ketertinggalan pada sepanjang proses pembelajaran.

Referensi

Bahasan mengenai cara menentukan kenaikan kelas dan kelulusan pada Kurikulum Merdeka ini diambil dari panduan pembelajaran dan asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah yang diterbitkan oleh Kemendibudristek. Panduannya bisa sahabat Gurnulis unduh pada tautan berikut.

Penutup

Demikianlah bahasan mengenai cara menentukan kenaikan kelas dan kelulusan pada Kurikulum Merdeka ya, sahabat Gurnulis. Tetap semangat melakukan diferensiasi pembelajaran dan salam literasi guru ndeso.
Munasifatut Thoifah Guru yang selalu ingin berbagi inspirasi.

Belum ada Komentar untuk "Cara Menentukan Kenaikan Kelas dan Kelulusan pada Kurikulum Merdeka"

Posting Komentar

Iklan atas artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan bawah artikel