Iklan Header

Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD

Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD - www.gurnulis.id
Bahasan mengenai teori belajar Ausubel tentang belajar bermakna. Prinsip belajar bermakna terdiri dari prinsip diferensiasi progresif (progressive differentiation) dan prinsip rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation)
Halo Sahabat Pendidik, masih bersama blog Gurnulis di sini, blog yang menyajikan informasi seputar dunia pembelajaran. Pada artikel kali ini penulis mengetengahkan informasi mengenai teori belajar, fokusnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA di Sekolah Dasar. Teori yang hendak penulis kupas adalah teori belajar Ausubel. Sudah pernah mendengar sosok Ausubel inikah sebelumnya? Yuk, disimak kalau belum. Oh ya, sebelumnya pun penulis telah mengupas teori-teori belajar juga lho, tapi fokusnya pada pembelajaran Matematika. Apabila ingin mengaksesnya, Sahabat Pendidik dapat membacanya pada artikel-artikel ini:

Sosok Ausubel

Ausubel memiliki nama lengkap David Paulus Asubel. Ia lahir pada tanggal 25 Oktober 1918 dan wafat pada tanggal 9 Juli 2008.
Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD - www.gurnulis.id
Ausubel adalah seorang psikolog yang berasal dari Amerika, yang terlahir di Brooklyn, New York. Ia menempuh pendidikan di University of Pennsylvania. Kontribusinya yang paling signifikan terhadap bidang pendidikan adalah pengembangan pembelajaran dan penelitian pada Advance Organizers yang dilakukannya sejak tahun 1960. Ia pensiun dari akademisi pada tahun 1973 dan kemudian pensiun dari kehidupan profesionalnya pada tahun 1994.
 

Proses Belajar dalam Teori Ausubel

Ausubel terkenal dengan teori belajar bermakna. Menurut Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa informasi yang baru kita terima akan disimpan di daerah tertentu yang berada dalam otak. Pada prosesnya, banyak sel otak yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan tersebut.

Menurut teori belajar bermakna, psikologi belajar seseorang itu menyangkut asimilasi informasi baru ke dalam pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi menurut Ausabel,  informasi baru diasimilasikan pada subsumer-subsumer relevan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Asimilasi tersebut menghasilkan hasil belajar yang menyebabkan pertumbuhan dan modifikasi subsumer-subsumer  yang telah ada dalam otak.

Berikut adalah ilustrasi mengenai subsumer-subsumer tersebut.
Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD - www.gurnulis.id

Yuk, sama-sama kita perhatikan ilustrasi tersebut. Dari ilustrasi tersebut, dapat diketahui bahwa berkembang atau tidak berkembangnya suatu subsumer dalam diri seseorang tergantung pada pengalaman dari orang tersebut. Akibatnya, subsumer itu dapat relatif sangat besar dan berkembang (subsumer A) atau dapat juga justru menjadi kurang berkembang (subsumer B dan C).

Dari mana asalnya subsumer? Berikut ilustrasinya. Pada peserta didik, pembentukan konsep adalah proses utama untuk mendapatkan konsep-konsep. Istilah "pembentukan konsep" didefinisikan sebagai upaya belajar penemuan yang menyangkut pembentukan hipotesis serta pengujiannya hingga pembentukan generalisasi-generalisasi dari hal-hal yang khusus. Misalnya dengan berkali-kali dihadapkan pada kucing, burung, ikan atau pada kursi, meja, maka lambat laun peserta didik akan menemukan kriteria untuk konsep kucing, burung, ikan, kursi, atau meja tersebut.
 

Penerapan Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology: A Cognitive View, Ausubel berpendapat bahwa faktor yang paling mempengaruhi belajar seseorang adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Pendapat ini yang kemudian mendasari teori belajar bermakna.

Studi para ahli mengenai cara belajar yang efektif kala itu mengindikasikan bahwa model pembelajar secara langsung merupakan cara yang paling efektif untuk memasukkan memori atau ingatan kepada peserta didik. Pembelajaran secara langsung ditempuh secara verbal. Pembelajaran secara langsung ini efektif diberikan kepada kelas rendah, yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 Sekolah Dasar.

Ausubel berpendapat bahwa pembelajaran secara verbal lebih efisien dari segi penggunaan waktu penyelenggaraan pembelajaran. Di samping itu, peserta didik dapat mempelajari materi pembelajaran dalam jumlah yang banyak.

Pembelajaran secara verbal dapat ditempuh dengan cara-cara tradisional. Contohnya adalah sebagai berikut.
  • Peserta didik kelas 2 Sekolah Dasar diminta melengkapi lembar kerja yang berisikan kata-kata  baru dengan dibantu oleh kamus untuk mencari definisi dari kata-kata baru tersebut dan kemudian menuliskan ke dalam lembar kerja.
  • Peserta didik kelas 3 Sekolah Dasar diminta untuk membaca satu bab dari sebuah buku IPA dan kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam buku yang dibacanya.
 
Contoh dalam kelas misalnya, pada kelas 3 Sekolah Dasar peserta didik dibagi dalam dua kelompok belajar. Kelompok 1 diberikan daftar nama-nama benda, binatang, tumbuhan dan sebagainya. Demikian juga dengan kelompok 2. Semua kelompok kemudian diberikan waktu selama 1 menit untuk mengingat kata-kata yang terdapat dalam daftar kelompoknya. Kata-kata tersebut misalnya adalah sebagai berikut.
Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD - www.gurnulis.id

Setelah 1 menit, peserta didik diminta untuk menuliskan sebanyak mungkin kata-kata yang diingatnya. Kemudian, guru membandingkan jumlah kata-kata yang dapat diingat dan benar untuk kedua kelompok.
 
Bagaimana hasilnya? Dari daftar kata-kata  di atas, perbedaan apakah yang dapat kita lihat dari keduanya? Daftar II terdiri dari kata-kata yang tersusun ke dalam suatu pola  (nama buah atau pohon, nama hewan, dan warna). Sedangkan dalam daftar I, kata-kata tersebut belum ada pola yang jelas. Jadidapat dikatakan bahwa kata-kata dalam daftar II lebih bermakna bagi siswa.

Prinsip Diferensiasi Progresif dan Rekonsiliasi Integratif dalam Teori Belajar Ausubel

Sebagaimana yang telah terpaparkan sebelumnya, teori belajar Ausubel berasal dari pernyataan "faktor yang  paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa". Menurut teori belajar Ausubel, pembelajaran bermakna harus mengaitkan konsep baru atau pengetahuan baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif peserta didik. Untuk dapat mengaitkan konsep-konsep tersebut diperlukan dua prinsip, yaitu prinsip diferensiasi progresif (progressive differentiation) dan prinsip rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation).
Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD - www.gurnulis.id
Berikut penjelasannya.
 

Prinsip Diferensiasi Progresif

Prinsip diferensiasi progresif dalam teori belajar Ausubel berisikan cara penyajian  konsep-konsep yang dimulai dari konsep-konsep umum kemudian dilanjutkan dengan penyajian konsep-konsep yang lebih khusus. Dalam suatu seri pembelajaran peserta didik diperkenalkan terlebih dahulu dengan konsep-konsep yang paling umum, kemudian berangsur-angsur dilanjutkan ke konsep-konsep yang lebih khusus. Guru membelajarkan konsep-konsep umum terlebih dahulu kemudian secara perlahan-lahan menuju ke pembelajaran konsep-konsep yang lebih sederhana.
 

Prinsip Rekonsiliasi Integratif

Prinsip rekonsiliasi integratif dalam teori belajar Ausubel menegaskan bahwa dalam membelajarkan suatu konsep, konsep-konsep baru perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu menunjukkan saling terkaitnya konsep-konsep dan prinsip-prinsip kepada siswa.
 
Berdasarkan kedua prinsip di atas, media pembelajaran yang paling mendukung teori belajar Ausubel adalah peta konsep. Peta konsep memperlihatkan bagaimana konsep-konsep saling terkait. Secara sederhana suatu peta konsep terdiri dari dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung membentuk suatu preposisi. Ciri-ciri dari peta konsep adalah sebagai berikut.
  • Pemetaan konsep adalah cara untuk memperlihatkan  konsep-konsep dan organisasinya dalam suatu bidang studi, dalam hal ini berlaku untuk semua bidang studi, tidak hanya dalam IPA saja.
  • Suatu peta konsep merupakan suatu ilustrasi atau diagram dua dimensi dari suatu disiplin atau bagian dari suatu disiplin.
  • Dalam peta konsep, konsep yang paling umum (inklusif) terletak pada puncak konsep, semakin ke bawah konsep-konsep tersebut menjadi lebih khusus dan sampai pada pemberian contoh-contoh.
  • Suatu peta konsep memuat hierarki dari konsep-konsep, semakin tinggi hierarki yang ditunjukkan akan semakin tinggi pula nilai peta konsep tersebut.
Menurut teori belajar Ausubel, belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila konsep-konsep baru dikaitkan pada konsep yang lebih umum. Konsep yang lebih umum berada pada puncak dan semakin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi lebih khusus. Berikut adalah contoh peta konsep yang dimaksud.
Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD - www.gurnulis.id
Air adalah sebagai konsep yang paling umum, karenanya diletakkan pada puncak skema. Air diperlukan oleh makhluk hidup. Makhluk hidup dikelompokkan menjadi manusia, hewan, dan tumbuhan. Contoh dari manusia misalnya Amir. Contoh dari hewan adalah ayam, kucing. Contoh dari tumbuhan adalah padi dan kacang. Sementara di sisi lain, menurut wujudnya, air dibedakan menjadi padat, cair, dan gas. Wujud padat contohnya adalah salju dan es. Wujud cair contohnya adalah air itu sendiri. Wujud gas contohnya adalah uap.
 
Demikianlah bahasan mengenai teori belajar Ausubel dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Semoga menginspirasi ya, Sahabat Gurnulis.
 
Salam literasi guru ndeso.
Munasifatut Thoifah Guru yang selalu ingin berbagi inspirasi.

Belum ada Komentar untuk "Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD"

Posting Komentar

Iklan atas artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan bawah artikel